Oleh: Ferry Lumbangaol, SH MH
PERGANTIAN Kepemimpinan Nasional mudah-mudahan membawa Indonesia lebih baik lagi. Kini saatnya kita konsentrasi kepada kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bekasi yang akan berlangsung pada 27 Novemver 2024.
Kota Bekasi, saat ini salah satu kota yang sedang tidak baik baik saja, bahkan dalam sorotan masyarakat, karena kepala daerahnya dirasakan sangat jahat kepada warganya yang selalu menyakiti hati rakyatnya dengan perbuatan korupsi.
Coba kita menoleh sejarah yang menyakitkan tersebut, antara lain: Pada Pilkada tahun 2008 – 2013 Mochtar Muhammad berpasangan dengan Rahmat Ependi. Pada 2011 Mochtar Muhamad terkena kasus korupsi yang kurang jelas kejahatan korupsinya, wakilnya Rahmat Ependi pun melenggang tanpa Pilkada menjadi Walikota.
Kemudian, pada Pilkada periode 2018 – 2023 Rahmat Ependi berpasangan dengan Tri Adhianto dan pada 2021 Rahmat Efendi tertangkap tangan dalam operasi KPK dan kini sudah mendekam 12 tahun penjara akibat kerakusannya merasuah uang negara, dan wakilnya Tri Adhianto pun melenggang menjadi Walikota Bekasi.
Mengingat sejarah pahit kelakuan kepala daerah di Kota Bekasi yang semuanya adalah mantan wakil walikota, warga Kota Bekasi apalagi generasi muda dan para mahasiswa harus mewaspadai fenomena yang terjadi di Kota Bekasi. Harus berhati-hati bahwa tidak menutup kemungkinan hal ini akan terjadi lagi.
Mungkin kita tidak mengetahui kebijakan apa yang bakal dilakukan oleh pasangan calon wali kota. Saya hanya mengimbau masyarakat Kota Bekasi agar tidak memilih calon wali kota yang pernah berpasangan dengan koruptor. Pasalnya, kita hanya buang-buang waktu saja.
Sebagai mantan birokrat di Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, saya mengimbau agar masyarakat memilih calon pemimpin yang bersih dari perbuatan korupsi, sehingga tidak bakal masuk bui.
Bila kita lihat riwayat wakil wali kota yang tidak terlibat korupsi adalah berasal dari Partai Kesejahteraan Sejahtera (PKS) seperti Achmad Syakhu pernah berpasangan dengan Rahmat Ependi. Kondisi pemerintahan Kota Bekasi berjalan baik, sempat kasus korupsi kepala daerah sebelumnya hilang dari pikiran warga Bekasi, setelah habis periode Rahmat Ependi – Syaikhu, muncul kembali kasus korupsi kepala daerah Rahmat Efendi terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT).
Pilkada 2024-2029, ada tawaran calon pimpinan daerah yang keduanya mantan anggota DPRD Kota Bekasi yang sudah 4 periode malang melintang pengalamannya mendengar aspirasi warga Kota Bekasi, seoerti pasangan Heri Koswara – Sholihin. Pasangan ini belum pernah terdengar ada terlibat skandal apapun, agamis dan nasionalis.
Riwayat kedua calon pimpinan Kota Bekasi ini cukup baik, sehingga Partai Solidaritas Indonesia pun dengan mantap berkoalisi mendukung Heri Koswara dan Sholihin.
Sekali lagi, warga Kota Bekasi jangan lagi memilih dengan istilah coba-coba. Mari kita berfikir ulang, bilamana ada tawaran-tawaran untuk memilih pasangan diluar Koswara – Sholihin, jangan sampai terulang kembali kejadian kejadian yang menjerat kepala daerah dalam kejahatan Korupsi.
Beberapa kasus korupsi dua calon kepala daerah akan disampaikan kepada KPK dan Jaksa Agung agar sebelum Pilkada diproses Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekaligus mendiskualifikasi para calon kepala daerah yang terindikasi korupsi. Semoga Kota Bekasi semakin MAJU. (*)
Penulis adalah politisi Partai Solidaritas Indonesia

Baca koranmediasi.com untuk mendapatkan berita aktual, baik lokal maupun nasional. Disajikan secara tegas, lugas, dan berimbang.