Dialog Publik Mencegah Tingkat Kekerasan Seksual Terhadap Anak Digelar di Kabupaten Toba

Penulis: Marjoku Sormin

BALIGE, MEDIASI.COM – Dialog publik mencegah dan mengurai tingkat kekerasan seksual terhadap anak, digelar di Gedung Sentra Pemuda, Soposurung, Balige, Kabupaten Toba, Senin (4/9/2033).

Menurut Wakil Bupati Toba, Tonny M Simanjuntak, kegiatan ini bertujuan agar ada solusi dalam pengurangan kekerasan seksual di Kabupaten Toba.

Kegiatan ini dilaksanakan Persatuan Intelegensi Kristen Indonesia (PIKI) bekerjasama dengan DPC Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kabupaten Toba dan BPC Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kabupaten Toba beserta para perwakilan dari setiap kecamatan yang ada di Toba.

Tonny M Simanjuntak yang menjabat sebagai Ketua PIKI Kabupaten Toba mengatakan, latar belakang dilakukannya dialog publik ini agar semua masyarakat dan semua perwakilan dari setiap desa dan kecamatan bisa bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Toba untuk mengurangi dan memberantas kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Toba.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para narasumber dan para peserta dari seluruh perwakilan desa dan kecamatan.

Ketua Panitia, Mekar Sinurat mengucapkan terima kasih atas kerja sama setiap DPC GAMKI/BPC GMKI Toba, Pemerintah Kabupaten Toba, dan perwakilan sejumlah gereja yang ada di Kabupaten Toba atas terselenggaranya kegiatan ini.
Mekar Sinurat mengatakan, dialog publik ini dilakukan karena adanya kasus pelecehan seksual yang terjadi di Toba . Dia berharap melalui dialog dapat masukan untuk mengurangi terjadinya pelecehan.

Selanjutnya Ketua PIKI Sumatera Utara yang diwakili Sekretaris, Sarma Hutajulu dalam sambutannya mengatakan Toba status gawat dalam hal kekerasan seksual.

“Semoga dengan adanya kegiatan dialog ini bisa berkurang kekerasan seksual di Kabupaten Toba,” katanya sambil menambahkan, dalam hal ini perlu adanya kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Toba.

“Semoga kegiatan Dialog Publik ini dapat berguna dan kekerasan seksual di Kabupaten Toba berkurang dan tidak ada lagi,” kata Sarma Hutajulu.

Sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Fransisko Siagian, Pdt.DR. Halomoan Marpaung, dan Elfrina Siahaan. (MS)

Exit mobile version