Kadisdik Kota Bekasi Apresiasi Edelweiss School Raih ISO 21001 di Bidang Pendidikan Dasar

BEKASI, KOMED – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bekasi, Inayatullah mengapresiasi prestasi Edelweiss School meraih ISO 21001 dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya di bidang pendidikan usia dini dan sekolah dasar.

Menurut Inayatullah, peraihan prestasi tersebut menjadi bukti bahwa sekolah milik Yayasan Sinar Putih Edelweiss punya komitmen kuat dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu, dia berharap apa yang diraih Edelweiss bisa menginspirasi para penyelengara pendidikan di Kota Bekasi.

“Ini merupakan prestasi yang sangat baik dan bagus sehingga diharapkan setiap lembaga dan organisasi juga di tiap sekolah memiliki sertifikat ISO 21001: 2018. Yayasan Sinar Putih ini merupakan kebanggan untuk Kota Bekasi. Mudah- mudahan menjadikan percontohan kepada sekolah lain,” kata Inayatullah, Kamis (24/3/2022).

Inayatullah yang akrab disapa Inay menyebutkan, pemenuhan standar sarana dan prasarana secara administrasi bisa dipenuhi dan butuh waktu hingga bulan Maret 2025. Menyeleksi dan memberikan pembinaan keberhasilan ISO 21001:2018 bisa terwujud Edelweiss School.

Syarat Standar ISO merupakan standar internasional, artinya standar layanan harus dipenuhi terkait regulasi harus terpenuhi, pemenuhan standar sarana dan prasarana yang sepenuhnya.

Jadi, sedang bertahap saat ini masih sedang melakukan evalusi. Apabila ingin mendapatkan ISO bisa berkunjung dan studi Banding ke Sekolah Edelweiss.

“Kita berharap pandemi segera usai, aktivitas bisa kembali lagi, dan sekolah lain bisa mencontoh sekolah ini,” kata Inay

Sementara itu, Vice Precident TUV NORD, Dony Moehardono Donatianus mengatakan, Yayasan Sinar Putih Edelweiss dengan hasil yang memuaskan layak mendapatkan sertifat untuk sekolah.

Pria yang akrab disapa Dony menginginkan, Edelweiss semakin maju dan bermutu. Serta mampu menjaga komitmen dan integritas.

“Karena setiap tahun kita akan melakukan audit dan pengawasan. Sehingga, pada saat pengawasan bagus dalam mengelola bisnis edukasinya serta sistemnya terbangun,” pintanya.

Iso itu dicek persyaratannya bukan hanya peserta didik tapi dilihat dari kurikulum, kompetensi guru, pengelolaan infrastruktur, ini tercantum dalam standar ISO 21001:2018 yang mana juga dia ada kaitannya dengan regulasi yang ada. Jadi, apabila ada kaitannya, ia akan berjalan dengan regulasi yang berjalan ditempat yang berdiri seperti sekarang.
Dony berharap, dunia pendidikan semakin maju, dan bisa menyerap semua aspirasi bukan hanya ekslusif tapi inklusif untuk semua peserta didik sehingga kedepan sesuai undang- undang dasar 1945 mampu mencerdaskan kehidupan bangsa bisa semakin berkembang dan maju.

“Edelweiss School sebagai pionir
SMOP ISO 21001:2018 bisa menjadi contoh bagi sekolah – sekolah lain,” tutur Dony.

Ditempat yang sama, Ketua Yayasan dan Seluruh Pengurus Yayasan Edelweiss School, Juarsa Oemardikarta menambahkan, pihaknya ingin memastikan sekolah ini di running dengan sistem bukan oleh orang perorang. Pasalnya, jika orang perorang hari ini bagus tapi besok penggantinya beda karakter maka sekolah beda lagi.

“Yang menjalankan ini harus konsisten baik dari segi kualitas pelayanan. Selain itu, kami akan berkembang, manfaat dari ketua pembina untuk mengembangkan sekolah harus keluar Bekasi ke Jawa, Bali, termaksud menambah program pendidikan bukan hanya SD tapi ke SMA,” paparnya.

Tak hanya itu, agar bisa melakukan sekolah yang berkarakter, maka pondasinya harus kuat, seperti adanya ISO ini, mampu menggaet untuk memastikan sistem proses belajar mengajar sampai evaluasi di dalam Edelweiss School berjalan dengan baik. “Misal, semua aktivitas murid dari datang sampai pulang, ada administrasinya proses mengajarnya ada SOP-nya,” kata pria yang akrab disapa Juarsa ini disela- sela kesibukannya.

Ia menegaskan, siapapun gurunya akan sama produknya, karena ISO 21001 : 2018 standar internasional, maka ketika mendapatkan sertifikasi, kredibilitas sekolah bisa dipercaya dan lebih baik lagi dimata masyarakat.

“Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (SMOP) kalau di Indonesia, terkait hubungan dengan masyarakat dan pelanggannya, pengembangnya tenaga pendidik, jadi ketika ada yang kurang sekolah harus ada yang mengambil tindakan. Asalkan kualitas ISO Konsisten bagi sekolah,” pungkasnya. (Tul)