Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi: Kegagalan Persikasi, Kemenangan yang Tertunda

Sunandar, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi

CIKRANG, KOMED – Kegagalan Tim Persatuan Sepakbola Indonesia Kabupaten Bekasi (Persikasi) di ajang liga 3 nasional persepakbolaan adalah merupakan sebuah kemenangan yang tertunda.

Hal itu dikatakan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Sunandar kepada koranmediasi.com, Rabu (23/2/2022). Dia mengaku akan tetap mensuport dan mendoakan Persikasi lebih baik lagi kedepannya.

“Persikasi kan Pengcabnya KONI. Kalau saya mengomentari, Persikasi itu di dalamnya seperti apa tanggapan KONI baru saya bisa menanggapi. Yang kedua, kegagalan itu suatu kemenangan yang tertunda,” katanya.

Namun, untuk melahirkan bibit pemain yang berpotensi, Sunandar berharap ada evaluasi kepengurusan tim sepak bola Indonesia yang bermarkas di Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

“Saya berharap ada evaluasi, mungkin terhadap pengurus-pengurusnya. Mengevaluasi terutama tentang pemain maupun pelatih, karena yang membesarkan Persikasi bukan pengurus,” katanya.

Intinya, kata dia, semua jajaran pengurus dan pelatih harus mencari bibit pemain yang punya potensi dan handal. Pemain yang mau dibina untuk membesarkan nama bangsa dan negara, khususnya Kabupaten Bekasi.

Saat ditanya tindaklanjut kegagalan Persikasi yang turut mendapatkan dana hibah, Sunandar mengatakan Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi sudah rapat dengar pendapat dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang membawahi Persikasi.

“Kami kemarin sudah melakukan evaluasi ke KONI di awal tahun. Dan sudah melakukan rapat dengar pendapat, terkait hibah dan prestasi mereka sebutkan,” terangnya.

Menurut Sunandar, dana hibah untuk tahun 2022 yang diberikan ke Persikasi dan hibah ke Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Bekasi berbeda.

“Anggaran ada langsung dari KONI terhadap Persikasi untuk hibah, trus berbeda juga dengan KONI ke Askab. Kalau menurut Ketua Askab, Persikasi kan klub berarti otomatis di bawah naungan kami. Seharusnya, hibah itu kan diberikan kepada Askab lalu diberikan ke klub,” terangnya.

Politisi Partai Golkar ini menyebutkan, klub di Kabupaten Bekasi ada Amdesta dan Persikasi. Sesuai pengakuan ketua Askab, katanya Amdesta tidak mendapatkan dana hibah.

Sebelumnya, kata Sunandar, pihaknya sudah meminta Disbupora untuk menyondingkan Askab, KONI dan Persikasi.

“Karena waktu itu kami undang hanya KONI sama Disbupora maka saya tugaskan Disbupora, Pltnya waktu itu masih Pak Diki untuk fasilitasi dan sondingkan Askab rapat dengan KONI dan Persikasi,” ucapnya.

Sunandar menjelaskan bahwa dana hibah Askab laporan pertanggungjawabanya ke KONI. Klub laporannya ke Askab, sedangkan KONI laporannya ke Disbupora.

Kemudian, dana hibah Askab itu turunnya ke KONI. Asosiasi pesepakbolaan Kabupaten Bekasi adalah salah satu Pengcab KONI naungannya juga dibawahnya ada Persikasi.

“Nah saya juga nggak tau nih alurnya seperti apa untuk proses terkait anggarannya. Waktu itu kami mempertanyakan langsung ke managemen KONI dan itupun yang saya tau Persikasi, Askab laporanya pertanggungjawaban ke KONI barulah ke Disbupora,” terangnya.

Seperti diketahui, Tim asal Bekasi, Persikasi Kabupaten Bekasi mengakhiri babak 32 besar Liga 3 Nasional dengan kekalahan.

Pada laga terakhir saat berjumpa dengan Persida Sidoarjo, Persikasi takluk dengan skor 3-1 atas wakil Jawa Timur. Hasil ini membuat Persikasi pulang ke Cikarang tanpa meraih satu poin di babak 32 besar Liga 3 Nasional.

Di babak pertama, Persikasi mampu memberi perlawanan yang seimbang terhadap saudara dari Deltras Sidoarjo ini. Kedua tim bermain imbang 1-1 di paruh pertama laga.

Saat memasuki paruh kedua pertandingan, skuat Persikasi gagal menambah keunggulan. Justru Persida berbalik unggul karena berhasil mencetak dua gol tambahan dan mengubah skor menjadi 3-1.

Sampai wasit meniup peluit panjang akhir pertandingan, Persikasi masih tertinggal 3-1 dan terbenam di dasar klasemen Grup R dengan poin 0. (Adv/pir)

Penulis: Pirlen Sirait