Balita Bocor Jantung, Butuh SKTM Untuk Berobat, Kok Dipersulit?

Neneng Erni Kurnia bersama anaknya Siti Haira Kurnia

BEKASI, KOMED – Sudah jatuh tertimpa tangga. Hal itulah yang dirasakan Neneng Erni Kurnia yang sudah ditinggal pergi oleh suaminya sejak anak ketiganya berusia tiga bulan dan kerap menjalani pengobatan.

Janda beranak tiga yang saat ini tinggal bersama orang tuanya di Kp Cigoong RT003/001 Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, sangat membutuhkan bantuan untuk biaya pengobatan anaknya yang lahir prematur saat usia kandungan enam bulan.

Hal itu disampaikan Erni kepada koranmediasi.com di rumah tinggalnya pada Kamis, 25 November 2021. Menurutnya, sejak anak Haira lahir prematur, dia terus berusaha melakukan pengobatan. Bahkan, dia mengaku sudah mengurus Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), tapi terkesan dipersulit.

Dengan nada sedih, Erni mengatakan anaknya sejak usia enam bulan sudah kerap menjalani pengobatan di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Cileungsi, karena kesulitan dalam bernapas.

Hasil perawatan dan pemeriksaan ECHO sebanyak 25 kali, katanya, dinding jantung anaknya bocor. Dokter menyarankan Erni agar segera membawa anaknya berobat ke RSUP Fatmawati. Tapi karena terkendala biaya, Erni pun mengurungkannya.

Dia hanya membawa anaknya berobat ke rumah sakit serta ke Puskesmas yang berdekatan dengan tempat tinggalnya di Cibarusah. Walaupun dirinya mengaku ditolak karena ketidaksediaan dokter khusus penanganan jantung anak.

Mengetahui permasalahan ekonomi yang dihadapi Erni, salah seorang dokter di Puskesmas menyarankan agar Erni meminta bantuan ke dinas sosial. Namun saat Erni mendatangi dinas sosial, katanya tidak ada anggaran, yang ada hanya sembako.

Kondisi anak Haira yang membutuhkan pertolongan medis, membuat ibu beranak tiga ini berusaha mencari bantuan uluran tangan agar bisa membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.

Bantuan akomodasi pun didapatkan Erni dari salah satu organisasi masyarakat. Sebelumnya dia juga sudah berkonsultasi ke Ketua RT setempat agar difasilitasi berangkat ke Jakarta Selatan menggunakan ambulance milik kantor Desa Sirnajati.

“Tapi, saya disuruh menanggung biaya bensin serta uang makan supir. Dikarenakan tidak bisa memenuhi biaya karena lagi kesulitan dengan biaya, akhirnya saya menggunakan ambulance lain milik tetangga Desa Wibawamulya,” terangnya.

Erni menceritakan, pengobatan Haira ke RSUP Fatmawati sudah dilakukan sebanyak lima kali, tapi akhirnya terhenti kembali karena tersendat biaya akomodasi yang lumayan jauh. Belum lagi sianak sejak lima bulan terakhir sudah tidak mengkonsumsi vitamin dikarenakan alasan yang sama tidak memiliki uang.

Keadaan itu mengingatkan Erni saat menjalani pengobatan di RSUP Fatmawati. Saat tinggal di rumah singgah, dia pernah didatangi salah satu yayasan yang bersedia memberi bantuan kepada anaknya Haira. Hal itu menumbuhkan semangat baru untuk tetap berjuang demi kesembuhan anaknya, dengan syarat pihak keluarga harus menunjukkan Surat Keterangan tidak Mampu (SKTM) kepada yayasan tersebut.

Dalam pengurusan SKTM tersebut, Erni mendatangi Ketua RT agar memenuhi sesuai dengan permintaan pihak yayasan. Sayangnya Ketua RT tersebut menurut Erni tidak mau memberikan tanda tangan dengan alasan bahwa pengobatan anaknya sudah ditanggung pemerintah melalui penerima bantuan iyuran (PBI).

Menurut Erni, Ketua RT akan menandatangani surat yang dimaksud jika isi surat tersebut diubah dengan alasan “Dalam ekonomi lemah/tidak mampu dan mengajukan permohonan untuk akomodasi”.

Merasa dipersulit, Erni mencoba mendatangi kantor Kecamatan Cibarusah pada Kamis, 25 November 2021. Pihak kecamatan pada akhirnya mengeluarkan SKTM yang ditandatangani Camat Cibarusah dan Kasi Kesra.

Dengan keadaan yang serba sulit, Erni yang tidak memiliki pekerjaan dan harus merawat serta membesarkan anaknya sebanyak tiga orang dan salah satunya Haira yang butuh penanganan medis tersebut sangat berharap bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi.

Untuk mengetahui alasan mempersulit pengurusan SKTM yang disampaikan oleh Erni, koranmediasi.com mendatangi Kantor Desa Sirnajati. Kepala Desa Sirnajati yang diwakili Iding selaku sekretaris desa mengatakan bahwa desa selalu siap memfasilitasi warganya.

“Itu tugas saya, nanti antara RT saya dengan warga saya akan saya samakan persepsinya, itu tadi karena miskomunikasi,” katanya.

Menurut Iding, asumsi masing-masing dan kurang komunikasi antara kedua belah pihak hingga ada yang merasa dipersulit bisa diperbaiki dengan komunikasi aktif.

“Yang bersangkutan diutamakan berkomunikasi, dan jangan sampai jadi alasan gak ada lah, dipersulit lah, yang terpenting komunikasi,” paparnya.

Keperluan Erni untuk akomodasi dan administrasi yang direncanakan Jumat akan membawa anaknya berobat ke RSUP Fatmawati, kata Iding pihak Desa siap membantu.

“Semua warga saya yang butuh bantuan baik administrasi ataupun yang sifatnya bantuan transportasi, selagi fasilitas ada yah silahkan kita bantu gak ada masalah,” tutupnya.

Plt Bupati Bekasi Akhmad Marjuki, saat mengetahui informasi adanya masyarakatnya yang membutuhkan bantuan, melalui telepon selularnya kepada koranmediasi.com mengatakan akan segera menindaklanjuti ke dinas terkait.

“Nanti pihak terkait akan saya panggil dan akan ditindaklanjuti. Ini saya lagi rapat dulu,” katanya. (pir)

Penulis: Pirlen Sirait