BEKASI, KOMED – Jalan pendekat Kali Cipamingkis kembali amblas 31 Oktober 2021 dan sudah dipasang garis polisi. Warga Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah yang berdekatan dengan jembatan mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi agar segera melakukan perbaikan.
Akses jembatan Cipamingkis yang terletak di Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, merupakan jalan yang selalu dipadati pengendara roda dua dan roda empat. Pantauan koranmediasi.com pada Minggu 7 November 2021, jalan pendekat yang amblas belum dilakukan perbaikan.
Indra salah seorang masyarakat yang sering melintasi jalan tersebut, berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi segera melakukan perbaikan.
“Setahu saya Senin kemarin ini jalan sudah amblas, namun hingga saat ini belum juga diperbaiki,” ujarnya.
Menurutnya, jalan yang rusak harus segera diperbaiki agar jembatan bisa dipergunakan para pengguna dengan nyaman.
“Kondisi jembatan Cipamingkis ini sudah beberapa kali mengalami hal yang sama. Harapan saya Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi memberikan solusi yang terbaik agar tidak berulang-ulang kejadian yang sama,” harapnya.
Berdasarkan data yang dimiliki koranmediasi.com, tahun 2019 sudah pernah amblas, bedanya pada saat itu lokasi yang amblas dipasang spanduk yang bertuliskan “PERHATIAN untuk kendaraan truk atau beban berat dilarang melintas,” berbeda dengan amblas saat ini yang hanya dipasang garis polisi.
Keresahan dan kekawatiran akibat amblasnya jalan pendekat Cipamingkis bukan saja dirasakan oleh pengendara. Nenek Yuyun salah seorang warga Kp Ciketuk RT/RW 01/01 Desa Sirna Jati Kecamatan Cibarusah yang memiliki rumah dan tinggal di pinggiran kali Cipamingkis sejak lima puluh tahun lalu, mengaku selalu diselimuti rasa ketakutan dikala musim hujan tiba.
“Sudah sekitar lima puluh tahunan lebih saya tinggal disini, ini dulu yang longsor kan dulu dua kamar dan satu kamar longsor saat ibu teh lagi masak, eta ngarosot) dan saat itu saya sangat ketakutan,” ujarnya sembari menunjuk ke arah bantaran kali.
Ditempat yang sama ibu Unas yang juga bermukim di tempat sama, mengatakan bahwa sebelumnya jarak Kali Cipamingkis dibatasi dengan sawah dan berjalannya waktu kondisi kali sudah berdekatan dengan batas dingding rumah warga.
“Tadinya sepanjang gawing Cipamingkis ini ada sawah, namun sudah tergerus dan sudah mendekat ke dingding pemukiman dan saat musim hujan begini rasa takut gawir tumpah lagi, kan sudah beberapa rumah yang amblas,” katanya.
Dengan kondisi pemukiman warga yang berdekatan dengan pinggiran kali Cipamingkis, diharapkan Pemerintah Daerah memikirkan keselamatan warga dengan mendirikan batas penahan tanah agar terhindar dari longsor.
“Minta bantuan ajah, biar ditembok dan jika musim hujan nggak takut gitu, karena kalau musim hujan kan air banyak ngalir ke bawah, kita jadi was-was bahkan warga ada yang sampai ngungsi kwatir gawirnya tumpah,” keluhnya.
Kendati demikian persoalan amblasnya jalan pendekat kali Cipamingkis yang sudah menghabiskan anggaran miliaran rupiah, hingga saat ini belum juga bisa diatasi Pemkab Bekasi.
Hingga berita ini diturunkan belum diketahui langkah apa lagi yang harus dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi baik dalam penanganan jembatan dan permintaan warga setempat untuk mendirikan tembok penahan tanah di sepanjang pemukiman masyarakat.(pir)
Baca koranmediasi.com untuk mendapatkan berita aktual, baik lokal maupun nasional. Disajikan secara tegas, lugas, dan berimbang.