Kualitas Pekerjaan Diragukan, Pembangunan Jembatan Kali Cibungur Diduga Kurang Pengawasan DSDABMBK Kabupaten Bekasi

Jalan amblas saat truk molen menuangkan beton

BOJONGMANGU, KOMED – Pembangunan Jembatan Kali Cibungur di Kampung Cibungur RT009/005 Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi diduga kurang pengawasan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), sehingga kualitas pekerjaannya diragukan.

Pembangunan jembatan dengan nilai kontrak sebesar Rp1.258.045.385 yang bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2021 dari Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kabupaten Bekasi ini dilaksanakan CV Putra Buana Mandiri.

Pantauan koranmediasi.com, pelaksanaan pengecoran beton tembok penahan tanah diduga dilakukan asal-asalan dan tidak profesional, karena pada saat pengecoran lantai dasar kerja digenangi air bercampur lumpur yang dibiarkan begitu saja tanpa melakukan pengeringan lantai kerja terlebih dulu.

Tidak sampai disitu, pemasangan bekisting juga tidak rapat sehingga beton keluar dari cetakan pada saat truk molen menuangkan beton ke dalam bekisting (cetakan). Kemudian, bekisting ada yang mengalami kerusakan hingga beton keluar dari dalam bekisting.

Yigit salah seorang pekerja yang sedang sibuk memperbaiki bekisting rusak, saat ditanya hanya memberikan jawaban terkait kerusakan jalan akibat pelaksanaan pengecoran beton. Menurutnya, kerusakan jalan yang amblas dan sebahagian retak itu akibat tidak kuat saat dilalui truk molen.

“Pada saat truk molen nuang beton, jalan gak kuat nahan dan longsor terus, sehingga amblas dikit, tapi hanya diakibatkan ban depan dan langsung mundur,” kata Yigit, Kamis (7/10/2021).

Menurut Yigit saat jalan sudah ambalas, isi truk molen sudah terlebih dahulu dikeluarkan agar tidak mengakibatkan rusak parah pada jalan tersebut.

“Isi molen dikosongin dulu lalu dengan mudah truk mundur, dan amblasnya segitu,” tutupnya sembari berjalan memperbaiki bekisting yang rusak.

Pengecoran beton tanpa mengeringkan alas kerja

Supri salah seorang pengendara roda empat yang hendak melintas terpaksa beristirahat akibat terhalang truk molen. Dia mengaku bingung melihat pelaksanaan pekerjaan yang kurang profesional.

“Jelas bangat kita bingung lihat cara kerjanya begini, tidak profesional,” katanya.

Menurut Supri, pengecoran itu harusnya terlebih dahulu dilakukan pengeringan lantai dasar kerja agar kualitas bangunannya bermutu.

“Sepengetahuan saya adukan beton itu sudah ada takarannya, namun jika beton dari dalam molen dituang begitu saja tanpa terlebih dulu dikeringkan, bisa saja hasilnya kurang bagus,” paparnya.

Dia menduga PPTK DSDABMBK Kabupaten Bekasi kurang melakukan pengawasan sehingga pekaksana kegiatan bekerja asal-asalan.

“Mungkin karena tidak ada pengawasan dari pihak Pemkab. Seandainya ada pengawasan tentu pekerja bisa diingatkan,” tutupnya.

Untuk mengetahui seperti apa pengawasan yang dilakukan pihak DSDABMBK Kabupaten Bekasi, koranmediasi.com mencoba menghubungi Ambarusno selaku Kepala Bidang Jembatan, melalui telepon selularnya.

Namun sangat disayangkan, Ambarusno tidak bisa dihubungi. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui langkah apa yang akan dilakukan pihak dinas, terkait pekerjaan dan juga jalan yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.(pir)

Penulis: Pirlen Sirait