CIKARANG, MEDIASI.COM – Kasus persekusi keluarga Pemimpin Redaksi (Pemred) koranmediasi.com, Pirlen Sirait, hingga kini masih belum terungkap. Padahal, kasus pengancaman yang dilakukan puluhan orang tak dikenal itu sudah memasuki hari ke 144 sejak dilaporkan ke Polres Kabupaten Bekasi pada 5 April 2024.
Pada peringatan HUT RI ke-79 ini, keluarga Pirlen Sirait berharap penyidik Polres Metro Kabupaten Bekasi segera menangkap ataupun menahan gerombolan orang tidak dikenal yang melakukan persekusi mengatasnamakan suku, agama dengan melakukan pengrusakan serta intimidasi.
“Pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 ini, kami berharap para pelaku persekusi bersama dalangnya yang tidak berperikemanusiaan segera ditangkap pihak kepolisian,” kata Pirlen Sirait, Sabtu (17/8/2024).
Menurut Pirlen Sirait, perlakuan yang tidak patut ini bukan saja hanya dialami dirinya, tetapi tiga orang anak-anaknya juga ikut mengalami dan melihat tindakan gerombolan orang tidak dikenal ini, yang diduga suruhan oknum petinggi salah satu partai politik.
Tindakan kekerasan dengan melakukan pengrusakan, hinaan, pengancaman terhadap keluarga Pirlen oleh gerombolan tidak dikenal tersebut, menunjukkan bahwa para pelaku adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang bertujuan membuat para korban merasa terancam dan terganggu dalam jangka waktu lama.
Mengancam, merendahkan dan menuduh bahwa Pirlen dianggap mengganggu Ketua DPC salah satu partai politik memiliki dampak buruk, psikologis korban terganggu dan kepercayaan diri korban menurun dan dibayang-bayangi rasa ketakutan, karena kwatir ancaman tersebut terjadi.
Tindakan para pelaku atas suruhan atau keinginan sendiri, jika dikutip dari pengakuan Pirlen Sirait bahwa gerombolan tersebut tidak ada yang dikenal, lantas para pelaku ini suruhan siapa.
Sebab-akibat terjadinya tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh para pelaku yang merasa dirinya empunya kuasa dibanding korban, ini bukan datang tiba-tiba, tetapi bagaimana para pelaku ini mendapatkan alamat rumah korban, siapa yang memerintah, apakah pelaku ini bertindak keji karena diberi imbalan, tentu ini menjadi tugas dari pihak kepolisian bisa mengungkapnya dengan petunjuk permulaan dengan bukti awal yang ada.
Menurut Pirlen, pengungkapan kasus ini sangatlah penting, kejadian ini telah menjadi perhatian publik, puluhan media online selalu aktif memberitakan proses yang sedang berjalan di Polres Metro Bekasi. Tidak sampai disitu dilansir dari potongan video ancaman para pelaku yang telah diupload di media sosial tiktok atas nama @polman.manalu.rumaijuk yang sudah ditonton 103.000 kali, dibagikan sebanyak 282 kali dan komentar sebanyak 1.643.
Adapun caption dalam tiktok tersebut “Di tengah riuhnya kembali kisah persekusi dan intoleran di Bekasi, takbir yang seharusnya simbol kedamaian, kini menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Takbir yang seharusnya menghantarkan kebersamaan dan ketentraman, kini disalahgunakan untuk mempersekusi sesama.”
Beragam komentar dalam postingan video 22 detik tersebut, beberapa komentar yang dikutip:
SAHAR 5758 “ini oknum harus diseret di penjara,”
Kapala Angin “WOI KITA BALAS YUK..MEREKA PIKIR HANYA MEREKA YANG BISA JAHAT..?
Sedana yoga “sodara sendiri di tanah air diusir..emang kocak agama satu ini
Kerja keras kepolisian dalam mengungkap kasus ini menjadi harapan besar korban, tindakan korban dianggap provokasi keberagaman karena para pelaku menyebutkan bahwa Pirlen Sirait bersuku Batak, beragama kristen dan makan daging babi tidak pantas ganggu Ketua DPC Partai Politik.
Tentu akan lebih baik jika pihak kepolisian meminta para terduga pelaku persekusi kepada Pimred Koran Mediasi untuk menyerahkan diri.
Mirisnya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Bekasi ini juga tidak bisa diharapkan lebih, baik untuk membantu keluarga ini menghilangkan traumatik atau ketakutan yang berkepanjangan terkhusus kepada ketiga anak-anaknya.
Sejak kejadian hingga saat ini perwakilan DPPPA baru dua kali datang mengunjungi kediaman Pirlen Sirait, namun kehadiran mereka belum mendapatkan dampak yang baik.
Apakah peranan DPPPA Kabupaten Bekasi ketika ada anak-anak jadi korban persekusi sebatas itu, tentu ini menjadi evaluasi penting bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi. (Red)

Baca koranmediasi.com untuk mendapatkan berita aktual, baik lokal maupun nasional. Disajikan secara tegas, lugas, dan berimbang.