Masyarakat Adat Pandumaan Sipituhuta Adakan Syukuran, Ini Pesan Bupati Humbahas

Penulis: Abetnego Ritonga
Acara syukuran masyarakat Desa Pandumaan-Sipitu Huta

POLLUNG, KOMED – Masyarakat Adat Pandumaan-Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara, adakan acara syukuran yang dihadiri Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor.

Acara ini diadakan karena pada Pebruari 2022 lalu, Presiden RI Joko Widodo telah memberikan SK Hutan Adat Pandumaan-Sipituhuta dengan No.5082/MENLHK-PSKL/PKTHA/PSL.1/8/2021 seluas 4.399,83 hektar.

Menurut Panitia Acara Syukuran, Mangaram Nainggolan (Op, Kristian Nainggolan), SK ini diserahkan Presiden RI setelah perjuangan masyarakat adat Pandumaan-Sipituhuta selama 13 tahun. Keberhasilan perjuangan ini tentu tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, salah satunya adalah Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor.

Hal itu juga diakui tokoh masyarakat
Pandumaan-Sipituhuta, Mangasal Lumbangaol. Menurutnya, Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor yang berani mengungkapkan siap mendukung dan memperjuangkan tanah adat masyarakat Pandumaan-Sipituhuta.

Sementara itu, Direktur KSPPM (Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat) Delima Silalahi menjelaskan, selama 13 tahun masyarakat adat Pandumaan-Sipituhuta memperjuangkan tanah penuh dengan pikiran, tenaga bahkan air mata. SK ini merupakan tanah terluas di Sumut yang dikeluarkan Presiden RI.

“Ini bukan perjuangan sia-sia. Dulu ada yang bilang, mustahil itu berhasil. Buktinya kami berhasil memperjuangkannya. Hutan kemenyan adalah hidup kami, ini garda terdepan kami. Kata-kata inilah yang selalu saya ingat. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Bupati Humbahas. Dulu bapak, pernah mengucapkan siap memperjuangkan tanah adat masyarakat Pandumaan-Sipituhuta. Kata itu adalah doa. Dan ternyata, kata dan doa itu sudah menjadi kenyataan. Terimakasih pak Bupati dan semua pihak terkait yang mendukung perjuangan ini,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Dosmar Banjarnahor berpesan agar tanah itu dikelola masyarakat dengan baik, dikelola secara bersama-sama. Kemudian tapal batas harus dibuat dan jelas, supaya jangan ada lagi yang mengganggu.

“Ini masih tahap pertama, tanah ini agar dikelola dengan baik. Silahkan pergunakan, mau menanam kemenyan, kopi, jagung dan tanaman lainnya, silahkan. Pemerintah siap membantu. Tanah itu harus dikelola dengan baik untuk menghasilkan uang demi kesejahteraan masyarakat,” pesan Dosmar Banjarnahor, Selasa (13/12/2022).

Menurutnya, hasil perjuangan masyarakat ini adalah berkat pertolongan Tuhan. Tuhan lah yang memberikan kekuatan dan pertolongan sehingga permohonan masyarakat bisa terkabul. (Abet)