Besok, Pertandingan Perdana IMAG I 2023 Mulai Berlangsung di Asrama Haji Kota Bekasi

Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASi) Husaen dan Hans Nayoan, Ketua Panitia IMAG Cabor Anggar foto bersama Pepen, pengurus Anggar Kota Bekasi

KOTA BEKASI, MEDIASI.COM – Pertandingan perdana Indonesia Martial Arts Games (IMAG) I 2023 akan berlangsung di Ruangan Musdalifah Asrama Haji Kota Bekasi, besok Jumat (20/10/2023). Pertandingan IMAG ini diawali dengan Cabang Olahraga (Cabor) Anggaran.

Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI), Hans Nayoan yang juga merangkap sebagai panitia pelaksana pertandingan mengatakan, dalam kegiatan IMAG perdana ini cabor Anggar akan diikuti 17 provinsi.

Ke 17 provinsi yang mengikuti adalah Provinsi Aceh, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau (Kepri), Lampung, Papua, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Provinsi Sumatera Utara.

Hans Nayoan menjelaskan, dalam pertandingan IMAG ini Cabor Angggar akan mempertandingkan enam kelas (nomor). Masing-masing EPEE Putra, EPEE Putri, SABEL Putra, SABEL Putri, FLORET Putra, FLORET Putri.

“Itu pertandingan tiga jenis senjata yang bakal diikuti oleh atlet Putra-putri. Dari hasil Technical Meeting yang barusan kita lakukan, semua sudah sesuai dengan THB yang kita buat, semua mengacu pada THB (Ketentuan Umum). Karena kita berdasarkan itu, jadi semuanya menyetujui. Hanya tadi ada kesalahan kecil dimana saya salah memasukkan data salah kamar. Hanya itu, yang lain lancar,” katanya.

Yang terpenting, kata dia, bagaimana panitia pelaksana menjalankan IMAG yang pertama kali di Indonesia ini berjalan sukses.

Ketika disinggung soal tahapan pertandingan, Hans Nayoan mengatakan untuk satu nomor dimulai dari babak penyisihan yang nantinya akan direngking dan dia masuk sistem gugur, karena ada tabelnya.

“Pertandingan Indonesia Martial Art Games I 2023 Cabor Anggar akan menghabiskan waktu selama dua hari. Babak kualifikasi (BK) sudah selesai kami gelar satu bulan lalu, jadi cabor Anggar tinggal mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON),” terangnya.

Ditempat yang sama, Husaen, selaku Panitia Penyelenggara IMAG Cabor Anggar turut menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tidak ada kendala, hanya saja untuk tempat pertandingannya tidak refesentatif, karena tidak ada tribun buat penonton.

“Tempat yang ada saat ini hanya bisa kita pakai untuk sesi pertandingan saja, paling bagi para penonton nantinya diluar gedung dan di dalam gedung dan akan kita batasi. Untuk yang tidak bertanding, nantinya diluar saja,” paparnya.

Selaku Pengurus Besar IKASI, kedepannya dia berharap kalau seni beladiri ini kembali dilaksanakan, pihaknya diberi kelonggaran waktu. Menurut dia, lebih efesien jika diberikan kelonggaran waktu selama tiga hari dari pertandingan 3 jenis senjata.

Menurut Husaen, tempat pertandingan Anggar itu harusnya ada tribun penonton supaya lebih tertib. Jadi, adanya sebuah motivasi itu bisa datang dari sorak-sorai para penonton.

“Di moment ini kita maklumi karena ini tahap pertama. Untuk para atlet semoga bermain dalam sportifitas yang tinggi. Dan semoga diperhatikan oleh KONI untuk melihat atlet-atlet yang berpotensi untuk disiapkan bertanding ke level Internasional,” pungkasnya.

Salah satu atlet Anggar asal Pontianak, Kalimantan Barat, Imam Sulistyo (22) mengatakan, menyambut pertandingan Indonesia Martial Art Games perdana ini, dia sudah melalui tahapan latihan dengan tekun dengan harapan membawa medali dari Kota Bekasi.

“Intinya jauh-jauh hari, semua sudah kami persiapkan menyambut pertandingan IMAG Cabor Anggar ini. Dan saya akan memberikan yang terbaik, datang kesini bukan cuma main-main. Saya akan berupaya membawa kemenangan dan membawa nama harum Pontianak, Kalimantan Barat,” ungkap Imam dengan penuh harapan.

Sekedar diketahui, Anggar atau fencing adalah salah satu olahraga yang dilombakan di olimpiade olahraga internasional. Anggar dimainkan dengan senjata dan kostum khusus yang unik, lalu secara etimologi penamaan anggar berasal dari kosa kata bahasa latin yaitu defendere yang dialihkan menjadi defence dalam bahasa Inggris. (Dis)

Penulis: Yudistira DN